Ada seorang pria yang sedang berjalan di
padang pasir, tiba – tiba dia mendengar suara dari langit yang
mengatakan : “Airilah kebun si Fulan.” Kemudian dia lihat ada awan yang
berjalan menuju tempat tertentu lalu awan itu menumpahkan airnya (air
hujan) disebuah area tanah yang penuh dengan batu hitam.
Disana ada sebuah aliran air yan menampung air tersebut. Pria itu terus mengikuti kemana air itu mengalir. Tiba – tiba dia melihat ada seseorang yang sedang berdiri dikebun nya sambil mendorong air itu dengan penyodoknya kedalam kebun nya.
Dia berkata : “Wahai Hamba Allah, siapa nama anda?”
Dijawab oleh pemilik kebun itu : “Nama ku Fulan.”
Persis seperti nama yang didengar nya dari awah awan tadi.
Pemilik kebun itu berbalik bertanya : “Mengapa anda menanyakan nama saya?”
Dijawabnya : “Aku telah mendengar suara dari atas awan yang menurunkan air ini, suara itu mengatakan “Airilah kebun si Fulan” dan dia menyebut nama mu. Apa sebenarnya yang anda perbuat dengan kebun ini?”
Pemilik kebun itu menjawab :
“Kalau itu yang anda katakan, maka ketahuilah sesungguhnya aku perhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini. Lalu sepertiga (1/3) hasilnya aku sedekahkan, sepertiga nya lagi aku makan bersama keluargaku dan sepertiga yang terakhir aku kembalikan lagi ke kebun untuk ditanam.”
Didalam riwayat yang lain dikatakan : “Aku jadikan sepertiga nya sebagai sedekah untuk orang – orang miskin, para pengemis dan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan).” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim 4/2288 no 2984 dan Imam Ahmad 2/296]
Begitulah balasan bagi orang yang meninggalkan sifat kikir yang buruk, Allah Subhanahu wa ta’ala akan menggantinya dengan kebaikan yang banyak.
[Kisah Nyata hal 80 - 81, Syaikh Ibrahim bin Abdullah al-Hazmi. cet Darul Haq. Judul asli nya Man Taraka Syai'an Lillah Awwadhahullah Khairan Minhu]
Sumber dari : http://kisahislam.net/2013/01/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar